Sunday 14 October 2007

Menangisi Kepergian Ramadhan?

Menjelang Idul Fitr dan setelahnya, orang2 mulai menangisi kepergian ramadhan. Ada yang menumpahkannya melalui artikel , puisi, ataupun dalam kesempatan kultum, bagi yg suka kultum.. Sayangnya, ada yg salah kaprah dalam menangisi kepergian tamu agung tsb. Inilah yg aku kurang sreg kedengernya ato ngebacanya.


Memang ramadhan adalah tamu agung, muslim yg baik akan sangat bergembira bisa berada dlm bulan suci itu. Walaupun mengharapkan seluruh bulan adalah Ramadhan bukanlah ajaran Islam yg shahih (hadits ttg hal itu palsu..). Nah, masalah timbul ketika kepergian ramadhan ditangisi dg berlandaskan pemahaman yg salah. Klo kita bersedih karena gak sempurna amalan ramadhannya, atau karena tidak bersungguh-sungguh mengejar Lailatul Qodar, Ok. Karena Lailatul Qodar cuma ada pas ramadhan. Tapi sayang sekali, klo kita mengungkapkan kesedihan kita dengan bahasa, "tak ada lagi malam2 padat penuh ibadat, tak adalagi kata2 terurai dalam panjangnya munajat, pun mati kering benih2 tobat..."... Tunggu dulu...
Kok kesannya klo gitu, ibadah padat kita hanya pas ramadhan ya...munajat yg panjang hanya saat bulan suci..dan rasa tobat tumbuh cuman 30 hari sebelum Idul Fitr... Gimana nih?!


Apakah kita hanya jadi muslim yg baik pas Ramadhan doang?! Kita kan g tau kapan mati, knp Qiyamul Lail cuman pas Ramadhan? Kenapa khatam Quran cuman pas Ramadhan? Kenapa banyak bertobat cuman pas Ramadhan? Sayang kan, klo kita mati bukan pas Ramadhan. Bukan pas lagi semangat2nya Qiyamul Lail, bukan lagi pas rajin2nya khatamin Quran, dan bukan pas abis tobat...

Ups, ngomongnya jadi agak berat nih... santai aja sodara sodari. Intinya, aku pribadi kurang suka aja ama yg mengungkapkan kesedihan akan perginya ramadhan dg ungkapan2 kyk di atas.. Eits, ini tidak menunjuk siapa pun lho... lagian klo pun ada yg merasa tertunjuk, aku yakin orang itu sebenarnya tetap sholat malem, tilawah quran, dll walopun ramadhan dah pergi meninggalkan. Kadang-kadang orang ga sadar lho ama makna bahasa yg mereka gunakan..

Klo menurutku sih, justru pas abis Ramadhan tuh kita bisa evaluasi diri...misalnya "pas setan2 diiket aja sebegitu lalainya, wah klo gitu pas setan2 dilepas harus lebih berusaha nih...", atau klo emang ada kemajuan ibadah pas ramadhan, "wah, ternyta sebulan bisa ya khatamin Quran, klo gitu sekarang berusaha ngatamin tiap bulan ah..". Gituh.....
Di atas itu semua, kita, umat islam basicly disuruh gembira menyambut Idul Fitr. Jadi, proporsional aja lah. Klo kata orang jepang, hodo hodo ni.


وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ
beribadahlah kepada Rabb-mu sampai datangnya kematian(al-Hijr:99)

Allah tidak mengatakan "sampai datangnya syawal", bukan?!



------------------------------------------------------
repost artikel tahun lalu dengan sedikit edit.

6 comments:

  1. ada juga yang sepemikiran... hehehe... menangisi ketentuan Allah itu namanya..., padahal belum tentu dikasih ramadan lebih dari dua-tiga bulan setahun bener-bener bersyukur... khawatirnya malah mencak-mencak :D

    ReplyDelete
  2. ternyata... :)

    betul mbak Nes, menangisi ketentuan Allah harus dibedakan dengan menangisi kezhaliman pribadi kita.
    menurut saya juga, ramadhan jadi nikmat karena ada idul fithr (`id=kembali , fithr=ifthar=berbuka).
    kan Rasul dah bilang, "bagi yang berpuasa ada 2 kebahagiaan, 1 ketika berbuka....."

    ReplyDelete
  3. kalo katasalafush shalih ketika ditanya tentang org2 yg hanya taat kpd Alloh di bln Ramadhan aja mereka mengatakan, sebagaimana syaikh abdurrahman as sudais di dalam makalahnya mengatakan..

    "mereka adalah sejelek-jelek manusia, mereka yang tidak mengenal Alloh kecuali di bulan Ramadhan saja "

    (ana kutip dari majalah Al Furqon yang baru... )

    ReplyDelete
  4. jazakallah khayr akhi atas tambahannya .. :)

    ReplyDelete
  5. jazakallah khayr buat Syaikh yang dah mbagi tulisannya.. bener akh, kadang kita mungkin keceplosan walo mungkin nggak bermaksud begitu :D sama kayak keceplosannya "Semoga kita kembali fithrah di hari yang fitri ini" :D

    ReplyDelete
  6. waiyyaka, Ries...
    iya nih...padahal fithr artinya makan/berbuka :)
    tapi kembali sucinya seorang muslim setelah ramadhan tdk salah, ries.. yg salah adalah pemaknaan idul fithrnya..

    karena dlm hadits ttg ramadhan disebutkan, "barangsiapa berpuasa ramadhan dengan iman dan ihtisab, maka diampuni dosa2nya yg telah lalu." diampuni dosa yg telah lalu = kembali suci :)

    taqobbalallahu minna wa minkum

    ReplyDelete