Sunday 26 December 2010

Hadis Doa Berjamaah

لاَ يَجْتَمِعُ مَلأٌ فَيَدْعُوْ بَعْضُهُمْ وَيُؤَمِّنُ البَعْضُ إِلاَّ أَجَابَهُمُ اللهُ

(Tidaklah sekelompok orang berkumpul, kemudian sebagian mereka berdoa dan sebagian yang lain mengamininya, kecuali Allah akan mengabulkan doa mereka)

Hadis ini diriwayatkan oleh:
1. Al-Imam al-Hakim (Muhammad bin Abdullah) dalam kitab al-Mustadrak ‘ala al-Shahihain, hadis no.5478

2.Al-Imam al-Thabrany (Sulaiman bin Ahmad) dalam al-Mu'jam al-Kabir, hadis no.3536

Semuanya dari sahabat Habib bin Maslamah al-Fihry radhiyallahu 'anhu.

Al-Imam adz-Dzahabi ketika mengomentari kitab al-Mustadrak mendiamkan hadis ini. Banyak ulama, seperti as-Suyuthi, al-Munawi, dan al-Husayni menganggap diamnya adz-Dzahabi adalah bentuk persetujuan terhadap keshahihan hadis dalam kitab al-Mustadrak.

Adapun dalam Jami'ul Ahaadis (Juz 17, hlm.36), al-Imam as-Suyuthi mengutip perkataan al-Imam al-Haitsamy yang mengatakan bahwa hadis ini hasan.

Selain itu, Al-Hafizh Ibnu Hajar dalam Fathul-Bari (Juz 11, hlm.200), menukil hadis tersebut dalam penjelasan bab "Mengaminkan".

Memang hadis ini didhaifkan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Silsilah Hadis Dhaif-nya. Namun akhirnya kita kembali pada perbedaan di kalangan ulama tentang kedudukan suatu hadis. Bahkan, al-Albani sendiri sempat mengubah beberapa pendapatnya seputar kedudukan suatu hadis, semasa hidupnya. Hal ini semakin menguatkan perihal luasnya ilmu dalam hal ini.

Seperti dikatakan asy-Syaikh al-Mubarakfuri,
“Ketahuilah, bahwa para ulama ahli hadis telah berbeda pendapat tentang seorang imam yang sudah selesai shalat wajib, bolehkah dia berdoa dengan mengangkat tangan dan diaminkan oleh makmum di belakangnya yang juga mengangkat tangan? Sebagian mereka mengatakan boleh, sebagian lain mengingkarinya dan menyatakan bid’ah. .." (Tuhfah al-Ahwadzi, 2/198)

Wallahu a'lam



referensi utama: Maktabah Syamilah
----------------------------

klik batikten.multiply.com :)


4 comments:

  1. Assalamu'alaykum wr wb, kak

    Syukron katsiron, atas sharingnya ya, Kak. Ana punya beberapa pertanyaan, ana sering setelah shalat berjamaah, namun memilih untuk berdoa sendiri karena seringkali ana tidak mengerti doa yang dilafadzkan oleh imam shalat.
    1. Benarkah tindakan ana yang cenderung tidak ikut doa berjamaah karena tidak mengerti doa dari imam tsb, dan cenderung doa sendiri...
    2. Adab berdoa diantaranya adalah tenang dan menghadirkan hati di dalam doa tersebut namun ana sering temui imam membaca doa dengan sangat cepat dan terkadang dinyanyikan (dilagukan), tepatkah tindakan imam tersebut??
    3. Ana pernah mendengar bahwa membaca Ayat Kursi setelah shalat adalah sunnah, namun ana belum pernah mendengar hadits shahih yang menyebutkan demikian. Apakah ada hadits shahih yang mensunnahkan membaca ayat kursi setelah shalat..
    4. Benarkah doa ketika sujud adalah salah satu waktu yang paling mustajab untuk berdoa?

    Jazakallahu khoiron ya, kak..

    ReplyDelete
  2. Wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh

    Saya jawab pakai ID ini yah .... :)

    1. tindakan anta tidak salah. karena, meskipun anta mengerti apa yang dibaca imam, anta tetap diperbolehkan tidak berdoa bersama imam. ana sendiri termasuk yang jarang berdoa bersama imam

    2. membaca doa terlalu cepat tentu tidak baik. adapun ttg melagukan, harus dilihat lagi per kasus, sesuatu yang menurut seseorang "melagukan doa", belum tentu benar-benar "melagukan doa". coba anta dengarkan doa qunut masjidil haram saat ramadhan di sini http://www.youtube.com/watch?v=ZvaFziMzOns
    atau doa qunut asy-syaikh Mishary di sini http://www.youtube.com/watch?v=5m961G1fnZ0
    kalau memang benar-benar melagukan ana rasa memang tidak baik, tapi kalau hanya membaguskan lantunan doa, ana rasa para imam masjidil haram lebih layak diikuti.

    3. Berikut hadis ayat kursi setelah sholat
    “Barangsiapa yang membaca ayat Kursi pada setiap selesai shalat wajib, maka tidak akan ada yang mencegahnya untuk masuk surga, kecuali kematian.”
    [HR. An-Nasa’i, ath-Thabarani. Al-Albani mengatakan Shahih]

    4. Doa ketika sujud, berikut hadisnya
    “Yang paling dekat antara seorang hamba dengan Rabbnya adalah ketika ia sujud, maka perbanyaklah do’a ketika itu.”
    [HR. Muslim]
    Yang perlu diperhatikan adalah, hadis ini tidak menyebutkan tentang sujud terakhir saja, tapi semua sujud merupakan saat yang tepat untuk makbulnya doa.

    wallahu a'lam

    syaikhul muqorrobin@ http://batikten.multiply.com

    ReplyDelete