Tuesday 10 November 2009

Berlapang Dada dalam Perbedaan

Al-Imam Qatadah berkata: ‘’Barang siapa yang tidak mengetahui perselisihan di antara ulama, maka hidungnya belum mencium bau fiqih. ‘’ *
(Jami’ Bayanil Ilmi karya Ibnu Abdil Barr: 2/814-815)

Al-Imam Al-Awza'i ketika ditanya berkenaan apakah batal wudhu atau tidak bagi lelaki yang mencium isterinya menjawab :

"Jika seseorang bertanya kepadaku, aku akan menjawab, batal dan perlu mengambil wudhu kembali, namun sekiranya dia tidak mengambil wudhu, aku tidak akan mengutuknya"
(Tartib At-Tamhid, 3/345 )

Al-Imam Ahmad bin Hanbal pula pernah ditanya apakah sah solat yang menggunakan kulit musang. Jawabnya :

"Jika perbuatannya itu adalah hasil pemahamannya dari nash ((Apa-apa yang disamak maka telah menjadi suci )), lalu bolehlah solat di belakangnya"
(Al-Mughni,Ibn Qudamah, 2/11)

Maka ditanya : Adakah engkau juga melihatnya sebagai boleh?

Al-Imam Ahmad menjawab

لا , نحن لا نراه جائزا ولكن إذا كان هو يتأول فلا بأس أن يصلي خلفه


"Tidak, kami tidak melihatnya boleh, tetapi ketika dia ingin menafsirkannya (menggunakan) nash itu, tiada masalah untuk solat di belakangnya.
(Adab Al-Ikhtilaf, hlm 37)

Dalam kesempatan yang lain al-Imam Ahmad Bin Hanbal berkata :

لا بنبغي للفقيه أن يحمل الناس على مذهبه ولا يشدد عليهم

"Tidak sewajarnya seorang ahli Fiqh memaksa manusia kepada pendapat (mazhab)nya dan bersikeras terhadap mereka"

Adapun asy-Syaikh Rashid Ridha, menguntai perbedaan dengan kaidah yang indah:

نتعاون فيما اتفقنا عليه ويعذر بعضنا بعضا فيما نختلف فيه

"Kita bekerjasama dalam perkara yang kita sepakati, dan saling  toleransi dalam perkara yang berbeda"

Dan cukuplah hadits shahih dari Muhammad bin Abdullah Shallallahu 'alaihi wasallam bagi kita;

diriwayatkan dari Ibnu Umar ia berkata: Pada hari  Pertempuran Ahzab, Rasulullah (shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda, "Janganlah seorang pun dari kamu  melakukan sholat 'Asr melainkan di tempat Bani Quraiza." Lalu waktu 'Asr tiba ketika sebagian mereka di tengah perjalanan. Beberapa dari mereka berkata, "Kami tidak akan sholat 'Asr sampai kami mencapai tempat Bani Quraiza." Sementara yang lain berkata, "Tidak, kami akan sholat di tempat ini, karena bukan demikian maksud Nabi terhadap kita." Kemudian hal tersebut diceritakan kepada Nabi dan beliau tidak menyalahkan salah satu dari dua kelompok.
(HR. al-Bukhari)



---------------------------------

* : kata-kata yang serupa dengan ini dinisbatkan ke banyak ulama, seperti al-Imam Muhammad bin Sirrin dan yang lainnya. Sehinga terkadang ia hanya diawali dengan "ulama berkata..."
---------------------------------

dari berbagai sumber

2 comments: