Begitulah bunyi hadits yang diriwayatkan Al Baihaqi dalam Kitab Syu’abul Iman.
Biasanya dengan memakai hadits ini kita merasa boleh (bahkan mgkn harus) menyampaikan kebenaran ke orang lain walaupun itu menyakitkan orang tersebut.
Mungkin tidak ada yang salah dengan tafsir tersebut, dan yang pernah saya dengar memang hadits tersebut bisa ditafsirkan lebih seperti itu. Tapi ada seorang ustadz yang mengambil sudut pandang lain ketika membahas hadits tersebut. Beliau mengatakan, pahit yang terjadi karena menyampaikan kebenaran itu selayaknya dirasakan oleh yang menasehati bukan yang dinasehati.
Gimana caranya? Caranya adalah dengan berusaha keras mencari tahu cara penyampaian terbaik sebelum menyampaikannya. Nah, dengan usaha kerasnya inilah si penasehat (mungkin) akan mengalami kepahitan demi memproduksi kebenaran yang ingin disampaikan nya dalam bentuk lembut, halus, dan tidak bersudut (aerodinamis?? ^^;)
"Serulah kepada jalan Rabmu dengan cara hikmah, pelajaran yang baik dan debatlah mereka dengan cara yang lebih baik." (QS An-Nahl [16]: 125)
[edited 13/08/10]
tfs.
ReplyDeleteboleh saya link ga, mas?
sangat boleh, mbak...
ReplyDeletetfc.
JKFS...
ReplyDeletekampanye terselubung ya? :)
ReplyDeleteSFC (syukran for comment :)
haha...
ReplyDeletegak kok..
secara saya tim pendukung kandidat nomer 4 --. Asakura Keita dari Partai Seiyu,,hehe...
Terima kasih
ReplyDeleteSangat mencerahkan.
hehehe..
ReplyDeleteklo gitu saya buat kandidat no.5 deh - Yuzu Tachibana dari Partai Atashinchi :)
terimakasih kembali...
ReplyDeletehaha..kalah deh...
ReplyDeleteikutan ngelink ya om Robin :)
ReplyDeletedouzo, douzo.. :)
ReplyDeleteSyukron, article-nya bagus banget Akh..
ReplyDeleteguru saya pernah mengatakan " sepahit apapun yg kita rasakan saat menyampaikan kebenaran maka yakinlah akan ada suatu saat dimana manis itu akan kita rasakan "...
afwan, akh..
ReplyDeletetrims atas tambahannya..
...walaupun pahit. Siap bila nantinya dijauhi, digosipin, dicari2 kesalahan...itulah pahit yang harus siap diterima. Begitu juga, bukan?!
ReplyDeletebetul, mbak seri... termasuk kepahitan yang itu juga.
ReplyDeletepahit atau tidaknya tergantung dari orang yang meresponnya jadi, sampaikanlah dakwah sesuai dengan bahasa kaum tsb.
ReplyDeleteshodaqta, ya akhi.. :)
ReplyDelete