عن ابن عباس – رضي الله عنهما – قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( إن الذي ليس في جوفه شيء من القرآن كالبيت الخرب )) رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح .
Dari Ibnu Abbas ra. Berkata, bersabda Rasulullah shallallahu alaihi wasallam : "Sesungguhnya orang yang dalam dadanya tidak ada Al Qur'an, ia bagaikan rumah yang usang". (HR. Tirmidzi, ia berkata Hadits Hasan Shahih)
Mungkin di antara kita ada yang hidupnya berkecukupan, bahkan berlebih. Mobil bagus, rumah luas, pembantu lebih dari satu, makan enak, dsb. Tapi ketika tiada hafalan quran dalam diri kita, maka sesungguhnya jiwa kita, hati kita, jauh dari kecukupan. Jiwa kita, hati kita, usang, tidak terurus.
Secara fikih menghafal Al-Quran dikatakan sebagai fardhu kifayah, jika sudah ditunaikan oleh sebagian orang, maka gugurlah kewajiban sebagian yang lain. Jika selamanya pemahaman itu yang kita pegang,maka selama itu pula kita tidak akan beroleh kemulian dari pahala fardhu kifayah. Karena selalu mengandalkan orang lain. "Ah..kan sudah ada si Fulan".
Menghafal Al Qur’an adalah budaya para salafush-shalih. Ya, salafush-shalih, generasi terbaik yang sering kita puji-puji itu. Bukankah kita selalu mengagumi sosok orang yang banyak hafalannya? Mengapa kita hanya berhenti pada kekaguman-kekaguman semu yang tidak pernah berlanjut pada amal nyata? Kekaguman kita hanya pada ucapan, padahal iman itu diyakini dengan hati dan dibuktikan dengan perbuatan.
Seberapa usangkah rumah kita? Sedikit usang? Sangat usang? Setengah usang? Nyamankah kita tinggal di rumah seperti itu? Unsur-unsur keusangan akan tetap berada di "rumah" kita selama bukan 30 juz yang kita targetkan, dan usahakan.
Allahumma alzimna hifzho kitaabik
hm... kyknya target 30 juz masih jauuuuh bgt akh... mungkin juz 30 dulu ya.. :D
ReplyDeletejazakallah ya..
:(
ReplyDelete2 tahun lalu bisa hafal juz 3amma... tapi karena terlalu banyak hambatan, tiba-tiba jadi lupa lagi...
:( banyak hafalan yang udah lupa, sekarang malah lebih inget masalah penyakit.. :(
ReplyDeletemakasih mas.. :)
ya..bisalah dibuat target jangka panjang dan target jangka pendek.... :)
ReplyDeletejazakillah khayra
sering dengerin (lewat mp3 player etc) insya Allah bisa mnyingkirkan hambatan dan menghindar dr lupa tiba2... :)
ReplyDeleteini biasa, problemnya akademisi... sy juga masih akademisi... :)
ReplyDeletesalah satu usaha menjaga yg paling ringan adalah banyak mendengar...
makasih kembali...
:)
ReplyDeleteiya sih..apalagi sudah toshiyori begini, neuro transmitter otak sudah mulai berkurang kecepatan akses nya, hahahahaha...
ReplyDelete*saat ini sih, biasanya suka buka BB kemana-mana, sebelumnya ada download free quran application, jadi kalau dijalan bisa dibaca-baca dan di ingat-ingat...minimal di baca lagi
kentou inorimasu... (i pray for ur "fight":)
ReplyDeletehontou ni arigatou :D
ReplyDeletetapi..pernah lupa juga gak??sampai lupanya keterlaluan seperti saya??*sorry, too fussy, tanya tanya terus...
ReplyDeleteAmiin. Lanjutkan krn masih banyak masjid & mushola yg menanti imam-imam yg siap mengimami para jama'ah.
ReplyDeletelupa pernah... saya pikir rata2 penghafal quran pernah lupa, krn lupa adalah bagian dari proses...
ReplyDeletettg keterlaluan, tergantung makna keterlaluannya juga sih...:)
bersama kita lanjutkan...
ReplyDelete:))
ReplyDeletelupa keterlaluan... artinya: lupa sama sekali...(padahal baru bisa sedikit)... nonton TV di rumah,tidak??:D
ReplyDeletejika yg dimaksud lupa sama sekali untuk sebagian, ya pernah juga... atau mungkin lebih tepatnya dilupakan (spt kata hadis), krn quran-lah yg melupakan kita...
ReplyDeletedi rumah tdk ada TV.. :D
soalnya, kata orang-orang, TV itu penyakit jiwa, wkwkwkwk *padahal cuma nonton berita *sigh*
ReplyDeletehafalan nya sudah banyak dong, ya?? :D
klo cuma berita sih hrsnya ga papa kali...
ReplyDeletehafalannya blm banyak kok... :D
berarti..dasarnya memang kurang kuat to memorize some words, ahahahahaha *lame reason
ReplyDeletesebenarnya..what makes us forget about what we have memorized??*waktu SMP saya hafal 2 juz, sekarang??sama sekali lupa..
ReplyDeleteklo quran, yg membuatnya melupakan kita, jelas salah satunya adalah maksiat....
ReplyDeleteselain itu adalah kurangnya murajaah (mengulang). yang namanya menghafal ya diulang-ulang.. klo g pernah ngulang, kita g bisa bilang hafal. kata yg lebih tepat adalah "pernah hafal", bukan "hafal".
teman saya yg sudah hafal quran pun punya agenda sndiri brp banyak yg harus diulang setiap harinya... dan saya rasa hal tersebut berlangsung terus menerus bagi penghafal quran, sampai akhir hayat...
kapan punya waktu ulang ya???working like a romusha wanna be :|
ReplyDeletetentang "hafal" dan "pernah hafal" maaf, ya..salah.. *bahasa indonesia nya enggak pernah dapat bagus...
maksiat,ya..kayaknya memang yang paling 100% berpengaruh.... semakin tua, semakin banyak...
i hope so..
ReplyDeleterumah usang..T_T..
hiks
orang2 dulu lebih "romusha" drpd kita, tp mrk tetep hafal juga tnyt.... :)
ReplyDeletelet's hope, and struggle for it.
ReplyDeleteMasya Allah...
ReplyDeleteJazakallahu Khoiron..
Jazakkallahu khoirun dan pakabar ?
ReplyDeletejazakillah khayra..
ReplyDeletealhamduilllah kabar baik..
jazakallah khayran...
ReplyDelete