Wednesday 14 January 2009

Sedikit Kisah Umar bin Abdul Aziz

Inilah kisah Raja yang patut dicontoh. Raja sebelumnya adalah Sulayman bin Abdul Malik, raja yang mendapatkan nasehat di akhir hayatnya sehingga TIDAK MENUNJUK ANAKNYA untuk menjadi Raja pengganti, namun menunjuk sahabatnya yang juga sepupunya YANG MEMILIKI KAPASITAS dalam memerintah, dan ini dibuktikannya hingga namanya disebut-sebut sebagai khulafaur-rasyidin ke-5.

Dan, Umar bin Abdul Aziz tidak menunjuk anaknya tuk menjadi raja, karena Yazid bin Abdul Malik-lah yang mengambil alih kekuasaan, dan kita tahu bagaimana nasib pemerintahan Islam setelah itu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

....khalifah dari bani Abbasiyah meminta kepada salah seorang ulama agar berkenan mengutarakan segala sesuatu yang patut dia ketahui. Maka sang ulama tersebut menjawab,
"Aku sempat merasakan hidup pada zaman pemerintahan Umar bin Abdul Aziz. Seseorang ada yang menegur sang Khalifah, `Wahai Amirul-Mukminin! Sungguh, apakah anda menginginkan untuk tidak memberi mereka (yakni putra-putranya) harta peninggalan, dan anda ingin meninggalkan mereka dalam keadaan fakir, tidak memiliki kekayaan sama sekali?`

Pada saat itu, Umar bin Abdul Aziz dalam kondisi sakit cukup parah. Beliau lantas berkata, `Suruh mereka (yakni putra-putranya) masuk!` Para pengawal mempersilahkan keenam putra beliau yang masih belum dewasa itu untuk masuk menemui sang ayah tercinta. Ketika beliau berkata dengan mata berkaca-kaca, `Wahai anakku! Demi Allah, aku tidak pernah menghalangi kalian untuk mendapatkan hak kalian, namun aku pun tidak akan pernah dan merampas harta (hak) orang lain untuk kuberikan kepada kalian. Sesungguhnya, kalian semua adalah termasuk satu di antara dua golongan, mungkin sebagai orang saleh, dan Allah akan senantiasa membela orang-orang yang saleh. Atau mungkin kalian termasuk orang yang tidak saleh, maka ketahuilah bahwa aku tidak akan pernah meninggalkan kalian bersama sesuatu yang menjadikan kalian berbuat maksiat kepada Allah. Mandirilah sepeninggalku!`" (Ibnul-Jauzi, Sirah Umar bin Abdul Aziz, hlm.280)

(Siyasah Syar'iyyah edisi Bahasa Indonesia, hlm. 7-8) 

7 comments: