Wednesday 15 July 2009

Ketika Hanya Doa Yang Kita Bisa

Ketika mendengar berita-berita tentang penindasan kaum muslimin di berbagai belahan dunia, mungkin banyak di antara kita yang "merasa" bahwa hanya doa yang bisa dilakukan. Bisa jadi kita memang ga punya harta untuk disumbangkan, atau punya harta tapi gak tahu gimana menyalurkannya.

Okelah kita benarkan "perasaan" kita itu. Lalu sudahkah kita gunakan doa kita dengan sebaik-baiknya? Termasuk golongan manakah kita dalam menggunakan doa ketika terjadi penindasan kaum muslimin? Apakah golongan yang mencukupkan berdoa di bagian comment ketika ada situs yang memuat berita penindasan kaum muslimin? Saya tidak sedang menunjuk anda yang suka berdoa di bagian comment :) Saya ber-husnuzhon bahwa anda tidak mencukupkan hanya di situ.

Doa adalah senjata orang beriman. Senjata yang simpel, tapi super dahsyat, selalu mutakhir, dan undefeatable. Tapi terkadang kita tidak terlalu paham bagaimana menggunakannya. Kita mungkin belum pernah membuka buku manualnya, membaca seksama petunjuk penggunaan dan hal-hal yang perlu diperhatikan. Atau, jangan-jangan kita bukan orang beriman? Sehingga kita bukan pemilik senjata sebenarnya. Ah, pembicaraan kita jadi semakin melebar.

Lalu, bagaimana harusnya kita menggunakan senjata kita tersebut? Dalam kasus menghadapi penderitaan kaum muslimin di berbagai belahan dunia, setidaknya 2 poin berikut perlu kita perhatikan.

1. Berdoa terus sampai penderitaan itu berakhir. Berhenti dari doa sebelum ia terkabul adalah sifat tergesa-gesa dalam berdoa, dan itu bukanlah bagian dari kebaikan.
Imam Ahmad meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
"Seorang hamba akan selalu baik selama ia tidak tergesa-gesa dalam berdoa." Mereka bertanya, "Bagaimana seseorang tergesa-gesa?" Rasulullah berkata, "Orang tersebut berkata, 'Aku telah berdoa kepada Tuhan, namun Dia belum menjawab (mengabulkan) doaku."

Dalam shahih Muslim, disebutkan:
"Akan tetap terkabul bagi seorang hamba selama tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau untuk memutus silaturrahim, dan selama tidak tergesa-gesa."
Seorang sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud tergesa-gesa itu?"
Nabi menjawab, "Orang yang berkata, 'Aku telah berdoa namun aku tak melihat ijabah untukku.' Ia cemas karenanya, lalu meninggalkan doanya."

2. Menggunakan waktu dan tempat utama dalam berdoa. Betul, bahwa Allah mengabulkan semua doa (QS.2:186), tapi tetap Allah mengistimewakan sebagian waktu dan tempat untuk ibadah doa. Sepertiga malam yang akhir, ketika sujud, ketika turun hujan, sehabis sholat fardhu, ketika berpuasa, ketika safar, antara adzan dan iqamah, ketika tidak diketahui orang yang kita doakan, adalah sebagian dari saat-saat istimewa tuk berdoa sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits shahih.

Jika memang kita benar-benar serius ingin menggunakan senjata kita untuk menolong saudara seiman yang tertindas, maka selayaknya kita memperhatikan 2 poin di atas. Tapi kalau kita adalah orang-orang yang cukup bangga hanya dengan memajang senjata kita tetap dalam sarungnya, dan sesekali menembakkannya tanpa makna, mungkin kita memang bukan pemilik senjata sebenarnya.


Tidak beriman salah seorang di antara kalian sampai ia mencintai bagi saudaranya, apa yang ia cintai bagi dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim)

Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam rasa cinta mereka, kasih-sayang mereka, dan kelemah-lembutan mereka bagaikan satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh lainnya merasakan sakit dengan tidak tidur dan demam (HR.Muslim)

4 comments: