Dari QS. adz-Dzaariyaat:
15. Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di dalam taman-taman (surga) dan di mata air-mata air,
16. sambil mengambil apa yang diberikan kepada mereka oleh Tuhan mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat baik;
17. Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam;
18. Dan di akhir-akhir malam mereka memohon ampun (kepada Allah).
Dari Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir:
[... Maka Allah berfirman (yang artinya), "Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam," yakni sedikit tidur. Tidaklah mereka pada malam hingga shubuh kecuali digunakan untuk bertahajjud. Demikianlah penafsiran Mujahid dan Qatadah. Ibnu Abbas radhiallahu `anhu mengatakan, "Tidaklah mereka membiarkan malam berlalu tanpa beramal walaupun sedikit". Zaid bin Aslam mengatakan, "Betapa baiknya orang yang tidur di kala dia mengantuk dan bertakwa kepada Allah di kala dia terjaga." ]
Kalau mendasarkan pada pendapat Ibnu Abbas di atas, maka yang penting adalah bangun malam secara kontinyu walau sedikit, tidak dibatasi oleh berapa jam-nya. Sedangkan kalau melihat pendapat Zaid bin Aslam, maka tidak perlu memaksakan diri bila mengantuk.
Perkataan Ibnu Abbas sesuai dengan hadits Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam, "Uhibbul-a`maalu ilallaah, adwamuhaa wa in qolla" [Amal yang disukai Allah adalah yang berkelanjutan walau sedikit] (HR. al-Bukhari)
Sedangkan perkataan Zaid bin Aslam sesuai dengan hadits yang artinya:
"Jika salah seorang di antara kamu berasa mengantuk, hendaklah kamu tidur sehingga hilang rasa mengantuk. Jika seseorang bersembahyang ketika mengantuk berkemungkinan dia membaca istighfar sedangkan sebenarnya dia sedang mencaci dirinya sendiri”. (HR.al-Bukhari dan Muslim)
Adapun bangun malam yang terbaik adalah pada sepertiga malam terakhir, sesuai dengan hadits Nabi, yang artinya:
"Allah turun ke langit dunia setiap malam pada sepertiga malam terakhir. Allah lalu berfirman, 'Siapa yang berdoa kepada-Ku niscaya Aku kabulkan! Siapa yang meminta kepada-Ku niscaya Aku beri! Siapa yang meminta ampun kepada-Ku tentu Aku ampuni.' Demikianlah keadaannya hingga fajar terbit." (HR. al-Bukhari dan Muslim).
Bagi yang kesulitan untuk bangun pada sepertiga malam terakhir diperkenankan melakukan Qiyamul Lail sebelum tidur, seperti terdapat dalam hadits dari Abu Hurairah radhiallahu `anhu, yang artinya: "Kekasihku Nabi shallallahu `alaihi wasallam berwasiat kepadaku dengan tiga hal, yaitu berpuasa tiga hari dalam setiap bulan, mengerjakan dua rakaat Shalat Dhuha dan melakukan witir sebelum tidur." (HR al-Bukhari dan Muslim).
Wallahu a`lam
Allahummaj`alna min man qooma laylan iimaanan wahtisaaban
(Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang menghidupkan malam dengan iman dan penuh pengharapan)
Wallahul-musta`aan
(Dan Allah-lah tempat memohon pertolongan)
--------------------------------------------------
Qiyamul lail : sebutan bagi sholat sunnah pada malam hari setelah isya, baik sebelum tidur maupun setelah tidur.
Tahajjud : sebutan bagi sholat sunnah pada malam hari setelah isya, setelah tidur.
Wallahu a`lam
Amiin... Amiin.. Allaahumma Amiin...
ReplyDeletesyaikhul, aku minjem tulisan sebagai referensi ya
ReplyDeleteterima kasih
salam buat putri, lama bener gak ketemu ^^
silahkan mbak uy... trimakasih kembali.
ReplyDeletesalam balik dari putri.