Belakangan ini makin banyak berita-berita tentang lafadz2 Allah yg muncul di alam. Di telur, di pohon, di langit dalam bentuk awan, dll.
Bagaimanakah seharusnya seorang muslim menyikapinya? Berikut jawaban seorang ustadz yg insya Allah bisa menjadi rujukan.
=====================================================================
Assalamualaikum War. Wab.
Ustadz, saya membaca pertanyaan tentang fenomena lafadz Allah dan
terus terang saya meyakini atas kejadian ini bahwa seluruh isi alam
semesta juga bertasbih dan berzikir menyebut asmanya. Hal itu
sebagaimana firman Allah:
“Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya
bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun melainkan bertasbih
dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka.
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun. ” (QS al-Isrâ’ [17]: 44)
Jika ayat di atas tidak sesuai dengan maksud fenomena lafadz Allah, maka bagaimana maksud sebenarnya dari ayat di atas?
Atas jawaban ustadz kami sampaikan terima kasih.
Ahmad Haikal Ar Rifai
Jawaban
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab dengan cermat dan teliti,
sebelum kita terlanjur menganggap adanya fenomena lafahz Allah ini
sebagai bagian dari mukjizat atau apa pun namanya.
Pertama, kalau disebutkan bahwa kita ini tidak mengerti tasbih
mereka, maka memang ayat ini justru menunjukkan bahwa fenomena
terbentuknya huruf-huruf aneh itu bukan bentuk tasbih mereka. Sebab
Al-Quran tegas menyebutkan bahwa kita tidak mengerti cara tasbih mereka.
Paling tidak, cara tasbih mereka bukan dengan cara membentuk tulisan
arab atau sejenisnya. Sebab dengan tulisan arab itu, kita malah jadi
mengerti cara tasbir mereka. Padahal ayatnya mengatakan bahwa kita
tidak mengerti cara tasbihnya.
Kedua, juga penting untuk dipahami bahwa ayat ini menegaskan bahwa
yang bertasbih itu bukan hanya satu atau dua benda saja, akan tetapi
segala apa yang ada di langit dan di bumi, semuanya ikut bertasbih
kepadanya.
Padahal yang membentuk lafadz-lafadz itu hanya beberapa saja, apakah
dengan demikian semua makhluk yang lain tidak bertasbih? Ini perlu
dipikirkan masak-masak dan cermat.
Ketiga, bentuk-bentuk keajaiban itu mungkin saja bagian dari
kebesaran Allah, namun mungkin saja bukan. Mengapa kita tidak harus
terlalu peduli?
Jawabnya karena kita tidak punya petunjuk pasti, adakah hal-hal demikian merupakan hujjah lana ataukah hujjah 'alaina. Hujjah lana maknanya adalah bahwa bukti-bukti itu menjadi argumentasi yang menguatkan kebenaran Islam. Sedangkan hujjah 'alaina malah
sebaliknya, merupakan fenomena yang justru merugikan Islam. Pasalnya,
tidak ada keterangan dari nabi SAW tentang adanya fenomena ini.
Seandainya nanti ada dedaunan pohon, atau awan atau apapun yang bisa
membentuk tulisan yang bukan Allah, tetapi malah sebaliknya, misalnya
lafadz "Isa adalah Tuhan", atau "Aku adalah Allah" atau lafadz lainnya,
yang intinya malah kontra-produktif, adakah kita akan mempercayainya
juga sebagai bagian dari bertasbihnya makhluk-makhuk itu?
Lalu bagaimana dengan fenomena tulisan lafadz Allah yang sekarang sudah terlanjur kita banggakan itu?
Karena itu menurut hemat kami, rasanya tidak terlalu menarik untuk
mengajak orang-orang masuk Islam atau membela Islam lewat
fenomena-fenomena semacam ini. Walau pun kami pun tidak menyalahkan
bila ada yang berpandangan bahwa hal itu termasuk modal dalam berdakwah.
Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
http://www.eramuslim.com/ustadz/fqk/7506095234-sekali-lagi-tentang-fenomena-lafadz-allah.htm