Friday, 5 November 2010

Tidak Boleh Puasa Penuh 1-9 Dzulhijjah?

Wallahu a'lam, bisa jadi memang ada pendapat yang melarang puasa full tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah.

Namun, kali ini mari kita lihat dalil-dalil yang menguatkan dibolehkannya/disyariatkannya puasa dari tanggal 1 sampai 9 Dzulhijjah.

1. "Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu : Sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah. Mereka bertanya : Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah ?. Beliau menjawab : Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun" [HR.al-Bukhari]

Hadis ini menunjukkan keumuman anjuran untuk memperbanyak ibadah di 10 hari pertama Dzulhijjah. Jika dikatakan puasa hanya dibatasi pada tanggal 9 Dzulhijjah (puasa 'arafah), karena dianggap tidak ada contoh dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tentang puasa di hari-hari lainnya, maka batasan ini selayaknya diperlakukan pula pada tilawah, dzikir, sedekah, dan semisalnya, karena tidak ada contoh bagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memperbanyak tilawah, dzikir, dan sedekahnya pada 10 hari tersebut.

2. Di dalam kitab Shahih Muslim disebutkan hadis dari 'Aisyah, "Tidak pernah aku lihat Rasulullah berpuasa pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah", dalam riwayat lain, "Bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wasallam tidak pernah melakukan puasa selama 10 hari (pertama dalam Dzulhijjah).

Namun ternyata dalam kitab Tamamul Minnah Shahih Fiqh Sunnah karya asy-Syaikh Abu Abdurrahman, hadis tersebut dijelaskan dengan perkataan 2 ulama ahli hadis besar sebagai berikut:

- an-Nawawi : "Yakni (nabi -red) tidak berpuasa karena adanya halangan sakit, safar, atau selainnya....." [Syarh an-Nawawi].

- Ibnu Hajar : "Kemungkinan hal itu beliau tinggalkan padahal beliau ingin mengamalkannya karena khawatir difardhukan bagi umatnya" [Fathul- Bari].

Berdasarkan penjelasan ini, jelas bahwa al-Imam an-Nawawi dan al-Hafizh Ibnu Hajar termasuk di antara yang mendukung pensyariatan/penyunnahan puasa dari tanggal 1-9 Dzulhijjah.

3. Selain 2 ulama salaf tersebut, ada pula 3 ulama kontemporer;
- asy-Syaikh Abdul Azhim al-Khalafi dengan kitab al-Wajiz-nya
- asy-Syaikh Wahbah al-Zuhayli dengan kitab Fiqh Imam Syafii-nya,
- asy-Syaikh al-Utsaimin dengan Syarah Riyadhush-Shalihin-nya, yang menjadikan puasa di 10 hari pertama Dzulhijjah (minus hari raya-nya) sebagai bagian dari puasa-puasa sunnah dalam Islam.

4. Hal menarik didapatkan di kitab Nailul-Authar karya al-Imam asy-Syaukani. Diriwayatkan dari Hafshah radhiallahu 'anha bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah meninggalkan puasa 10 pertama dzulhijjah [HR. Ahmad dan Nasa'i]

5. Juga dalam kitab Fiqh Sunnah Sayyid Sabiq, selain disebutkan hadis Hafshah di atas dalam bab Puasa Sunnah, juga disebutkan hadis dari Abu Hurairah tentang nilai 1 hari puasa di 10 hari pertama dzulhijjah sama dengan puasa 1 tahun [HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah, at-Tirmidzi mengatakannya hasan gharib].

Hadis terakhir di atas kembali menguatkan tentang keumuman memperbanyak ibadah (puasa) di 10 hari pertama Dzulhijjah (minus hari raya). Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak amal ibadah kita, termasuk puasa, di hari-hari pertama dzulhijjah yang akan dimulai sebentar lagi (Ahad atau Senin).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menyatakan, “Sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah lebih utama daripada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Dan sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan lebih utama dari sepuluh malam (pertama) bulan Dzulhijjah.” [Majmu Fatawa Ibnu Taimiyyah]

Muridnya, Ibnul Qoyyim rahimahullah juga menyatakan,” Ini menunjukkan bahwa sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan menjadi lebih utama karena adanya Laitatul Qadr, dan Lailatul Qadr ini merupakan bagian dari waktu-waktu malamnya, sedangkan sepuluh hari (pertama) Dzulhijjah menjadi lebih utama karena hari-harinya (siangnya), karena didalamnya terdapat yaumun Nahr (hari berkurban), hari ‘Arafah dan hari Tarwiyah (hari ke delapan Dzulhijjah). [Zadul Maa’ad]

Wallahu a'lam

6 comments:

  1. hm..... tp. tgl 16 pak muqorrobin puasa ga? :D ( penasaran.com)

    ada teman yg tidak puasa tgl 16, tapi shalat idul adha-nya tgl 17. Mank boleh seperti itu ya?

    ReplyDelete
  2. itu namanya g konsisten..
    klo ditanya boleh atau enggak, ya mungkin boleh...

    tp klo dah yakin tgl 17 itu idul adha, ngapain ragu2 ttg puasa 9 dzulhijjah-nya.
    ragu2 itu dari setan klo kata orang alim :)

    ReplyDelete
  3. Ana sdg praktek-an tsaqofah baru ini:)
    Semoga bisa full.

    ReplyDelete
  4. amiin. semoga Allah memudahkan antum dan kaum muslimin semuanya.

    ReplyDelete