Lho, memang daging unta produk zionis Yahudi? Atau hasil penjualan daging unta disumbangkan ke penjajahan Palestina shg perlu diboikot?
Hehehe, ini bukan kisah zaman ini. Tapi kisah zaman khalifah Umar bin Khattab radhiyallahu anhu. Bagi yang pernah mengambil mata kuliah Siyasah Syar`iyyah (Syariat Politik) atau pernah mengkaji hal tersebut harusnya tidak merasa asing kisah ini.
Pada masa kepemimpinannya, Amirul Mukminin Umar bin Khattab pernah mengeluarkan fatwa (atau lebih tepatnya qadha*) berisi pengharaman daging unta, "hanya" karena para penjual daging memberi harga yang sangat tinggi terhadap barang dagangan mereka. Akibat qadha dari Umar ini, tidak ada rakyat yg membeli daging sehingga para pedagang daging terpaksa menurunkan harga daging dan Umar pun mencabut qadhanya.
Sekilas kita akan melihat banyak kontroversi dari kisah ini. Tapi ternyata kisah ini tidak diikuti kisah-kisah pertentangan terhadap keputusan Umar tersebut dari para sahabat yang masih hidup pada masa itu. Dari sini bisa kita simpulkan bahwa keputusan Umar tersebut disetujui para sahabat saat itu.
Inilah siyasah. Dan kita lihat pada masa sekarang sebagian ulama ataupun pemimpin negeri muslim menggunakan berbagai siyasah sebagai senjata menghadapi musuh-musuh Islam. Dalam hal boikot, kita tentu tahu kisah fenomenal Raja Faisal bin Abdul Aziz yang memimpin dunia arab di masanya untuk memboikot penjualan minyak ke AS dan Eropa. Selain itu kita juga tentu tahu tentang fatwa sebagian ulama dunia untuk memboikot produk-produk yang menyokong zionis Yahudi.
Saya tidak mengatakan bahwa boikot itulah yang benar dan tidak boikot adalah kesalahan. Bagaimanapun ada sebagian ulama yang tidak setuju terhadap gerakan boikot produk2 Yahudi. Tapi yang rasanya kurang pas adalah ketika masalah boikot-tidak boikot dibawa-bawa ke masalah manhaj, jalan yang lurus, dsb. Sehingga menganggap salah satu jalan di antara dua jalan tersebut sebagai jalan yang salah, keluar manhaj, dan sebagainya.
Yang juga terasa tidak pas adalah sindiran non-boikoters kpd boikoters yg dianggap tidak konsisten dalam menjalankan prinsipnya karena tidak boikot 100% produk2 Yahudi (masih pakai google, dsb). Sindiran seperti ini kurang tepat krn dalam kaidah fiqh sendiri sudah disebutkan bahwa "yang tidak bisa dikerjakan semuanya jangan ditinggalkan semuanya".
Saya pribadi mencoba proporsional dalam boikot. Kalau manfaat suatu produk hanya sekedar kesenangan pribadi, seperti Coca Cola, McDonald, Nestle, dll, ya tidak perlu kan?! Tp klo ada manfaat yang jelas bahkan bisa menjadi wasilah perbaikan umat seperti internet, ya tetap dipakai. Bagaimanapun saya adalah konsumen, memutuskan memakai atau tidak adalah hak saya. Dan saya berhak untuk tidak merasa nyaman mengkonsumsi Coca Cola, Mc Donald, Neslte, dll, karena mengetahui penghargaan zionis Yahudi yang mereka dapatkan.
*qadha : pendapat/keputusan pemimpin terhadap suatu masalah
fatwa : pendapat ulama terhadap suatu masalah
ini nih kuncinya, soalnya selalu ada saja yang berargumen tentang internet, google, dll kalau bicara boikot anti-zionisme.
ReplyDeleteJazakallah akhi...
Memang kadang sulit untuk bisa bersikap proporsional, tetapi kita tetap harus mencobanya.
ReplyDeleteTerima kasih sharing-nya mas, dapat pencerahan nih :D
jazaakalloohu khoyron atas infonya
ReplyDeleteulasan yg bagus ...thx ya...
ReplyDeletewaiyyaaka, akhii
ReplyDeleteyaw bro.. :D
ReplyDeletewaiyyaki, ukhti..
ReplyDeletewalhamdulillah,
ReplyDeleteu r very welcome
cuma kadang2 kalau ke rumah teman, disuguhinya Coca Cola sama Pizza Hut atau makanan2 sejenis itu. gimana tuh mas?
ReplyDeletekl dosuguhin sih dihargai dg memakannya bro...
ReplyDeletecuma liat2 juga..
kl orang yg nyuguhin kira2 bisa diajak boikot, ya ceritain aja...
atau bilang "saya air putih aja". klo pun pizza nya g bisa dhindari minimal coca colanya..
intinya berbuat sekuat tenaga yg kita bisa tuk menjalankan apa yg kita yakini
"fattaqullaha mastatho'tum" bertaqwalah kepada Allah semampu kamu.. (64:16)
Pintar ya, judulnya bikinpenasaran dan setelah dibaca isinya lebih menarik lagi...mungkin ini ya bedanya antara penulis asli dengan saya.. ^-^..selamat berkarya.
ReplyDeletega salah nih...?
ReplyDeleteyang sudah lebih sering terpublikasi tulisannya kykny Umi Shandi deh.. ^^; mari berkarya.
Ya..itu sih publikasi tanpa diseleksi..jadinya masuk. Kalau diseleksi kayaknya lewat dech..^-^. Tapi Alhamdulillah kok, yang penting buat saya adalah saya bisa berbagi sambil terus berdoa semoga yang berkenan baca dapat hikmah meskipun sedikit dan bukannya pusing..^-^, amin.
ReplyDeletesama nih..
ReplyDeletewalaupun dalam kasus saya spertinya terkadang membuat pusing.. ^^;