Yaitu agar:
1. Ahmadiyyah dan LDII yang sudah puluhan tahun mengakar di Indonesia dapat kita berantas sendiri tanpa campur tangan pemerintah. Kan kita gak milih mereka, jadi klo terpilih orang2 yg g peduli sama kesesatan Ahmadiyyah dan LDII ya kita g perlu nuntut.
2. Agar parlemen semakin banyak diisi oleh orang-orang yang meminum air cucian kaki ketua parpolnya (http://www.inilah.com/berita/politik/2009/02/18/84508/).
Yang beginian ini syirik atau apa yah? kl syirik berarti DOSA TERBESAR bo! Seru juga kali melihat negara ini diatur para pelaku dosa terbesar.
3. Agar parlemen semakin banyak diisi oleh muslim yang tidak sholat.
Pernah denger dari temen yg ikut pertemuan dg seorang aleg partai islam yang bercerita bagaimana dia memperjuangkan break sholat dalam rapat-rapat parlemen yang berjam-jam itu. Seru kan?! Aleg yg sebagian besar muslim itu kl rapat g punya break sholat sebelum ini, padahal tuh sholat kan ikatan terakhir seorang muslim.
"Tali-tali (penguat) Islam sungguh akan musnah seikat demi segera berpegang dengan ikatan berikutnya (yang lain). Ikatan yang pertama kali binasa adalah hukum, dan yang terakhir kalinya adalah sholat"
(HR. Ahmad, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani).
Jadi inilah alasan kenapa kami Golput....
Kami?? Ente kaleee.. :D
Saya sih ingin memilih yang terbaik di antara dua keburukan. Aliran sesat, kesyirikan, tidak sholatnya pemimpin2 muslim, adalah keburukan yang lebih besar dibanding keburukan-keburukan lain yang ada dalam demokrasi. IMHO.
“Bahwa syariat datang untuk menghasilkan maslahat dan menyempurnakannya, dan menghilangkan mafsadat serta meminimalisirnya. Syariat juga menguatkan yang terbaik di antara dua kebaikan, dan memilih keburukan yang lebih ringan di antara dua keburukan. Serta menghasilkan mashlahat terbesar di antara dua maslahat dengan mengabaikan maslahat yang lebih ringan, dan syariat juga menolak mafsadat yang lebih besar di antara dua mafsadat, dengan memilih resiko yang lebih ringan di antara keduanya.” (Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Majmu’ Fatawa, Juz. 4, Hal. 241. Al Maktabah Asy Syamilah)
^_^
ReplyDeletekirain hhe
makanya jangan banyak kira2.. :)
ReplyDeletesama, kirain :D
ReplyDeletejadi...
ReplyDeleteMa'af sekarang saya juga lebih baek Memilih GOLPUT...
ReplyDeleteHIDUP GOLPUT..
http://zubairbinawaam.multiply.com/journal/item/140/_Dengan_Memilih_GOLPUTInsya_Allah_Umat_ISLAM_Lebih_MAJU?replies_read=64
Ma'af ini adaalah Keputusan saya..setelah merujuk pd al qur'an dan sunnah ternyata,,dengan memilih GOLPUT bisa memberikan Solusi yg Nyata..
klo golput terus...kapan bisa berubah...???*_*
ReplyDeletememilih ada tanggung jawabnya ...
ReplyDeletekalo tidak memilih juga ada tanggung jawabnya ...
setiap kita pasti ada pertanggungan jawab dan takkan lepas dari perubahan itu, karna kita pula lah yang merubahnya dan turut dalam perubahan itu
betul kan
:D
ReplyDeletejadi begitu mas... :)
ReplyDeletebisa aja nih..
ReplyDeletesetuju, tante... :)
ReplyDeletebetul kopral :)
ReplyDeletehidup penuh pertanggungjawaban..
Sepertinya ana tertarik copy paste:-)
ReplyDeletesilahkan.. :)
ReplyDeletehehehehe...
ReplyDeleteternyata :D
memang ternyata mbak Lily.. :)
ReplyDeleteKita tidak akan dimintai pertanggungjawaban yang kita tidak ikut di dalamnya. Gitu yang pernah ana baca...
ReplyDeletemaksud dimintai pertanggungjawabannya adalah apa yang sudah kita lakukan untuk memperbaiki para pemimpin kita..
ReplyDeleteapakah kita meninggalkan mereka, atau membiarkan banyaknya pemimpin yg tidak sholat dan syirik memimpin negeri ini..
jika kita bisa mencegah agar tidak lebih banyak pemimpin yang syirik dan tidak sholat, mengapa tidak kita cegah? di situlah pertanggung jawaban kita.