Tuesday, 26 May 2009

Majelis Dzikr atau Majelis Ilmu?

Jawabannya majelis dzikr. Emang pertanyaannya apaan?

...................................
........................................
.............................................
................................................
.......................................................

Pertanyaannya adalah "Apa tema postingan saya kali ini?" :))

Ya, marilah kita pahami keutamaan-keutamaan majelis dzikr. Tentu, majelis ilmu juga punya keutamaan-keutamaan yang besar, tapi tak layaklah kita mengecilkan keutamaan-keutamaan majelis dzikir.

Dalam kitab shahih Muslim, bab ad-Dzikr wa ad-Du’a wa at-Taubah wa al-Istighfar, disebutkan hadits berikut:

“Bahwa Allah tabaraka wa ta’ala mempunyai malaikat-malaikat khusus yang bertugas berkeliling mengikuti majelis-majelis orang berdzikir. Apabila mereka menemukan sebuah majelis yang padanya terdapat dzikir maka mereka pun duduk bersama orang-orang itu dan meliputi mereka satu sama lain dengan sayap-sayapnya sampai-sampai mereka memenuhi jarak antara orang-orang itu dengan langit terendah, kemudian apabila orang-orang itu telah bubar maka mereka pun naik menuju ke atas langit.”

Nabi berkata, “Maka Allah ‘azza wa jalla pun bertanya kepada mereka sedangkan Dia adalah yang paling mengetahui keadaan mereka, ‘Dari mana kalian datang?’. Para malaikat itu menjawab, ‘Kami datang dari sisi hamba-hamba-Mu yang ada di bumi. Mereka mensucikan-Mu (bertasbih), mengagungkan-Mu (bertakbir), mengucapkan tahlil, dan memuji-Mu (bertahmid), serta meminta (berdo’a) kepada-Mu.

Lalu Allah bertanya, ‘Apa yang mereka minta kepada-Ku?’. Para malaikat itu menjawab, ‘Mereka meminta kepada-Mu surga-Mu.’ Allah bertanya, ‘Apakah mereka telah melihat surga-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Belum wahai Rabbku.’ Allah mengatakan, ‘Lalu bagaimana lagi jika mereka benar-benar telah melihat surga-Ku?’.

Para malaikat itu berkata, ‘Mereka juga meminta perlindungan kepada-Mu.’ Allah bertanya, ‘Dari apakah mereka meminta perlindungan-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Mereka berlindung dari neraka-Mu, wahai Rabbku’. Maka Allah bertanya, ‘Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku?’. Mereka menjawab, ‘Belum, wahai Rabbku.’ Lalu Allah mengatakan, ‘Lalu bagaimanakah lagi jika mereka telah melihat neraka-Ku.’

Mereka (malaikat -red) mengatakan, ‘Mereka meminta ampunan kepada-Mu.’ Maka Allah mengatakan, ‘Sungguh Aku telah mengampuni mereka. Dan Aku telah berikan apa yang mereka minta dan Aku lindungi mereka dari apa yang mereka minta untuk berlindung darinya.’.”

Nabi bersabda, “Para malaikat itu berkata, ‘Wahai Rabbku, di antara mereka ada si fulan, seorang hamba yang telah banyak melakukan dosa, sesungguhnya dia hanya lewat kemudian duduk bersama mereka.’.” Nabi mengatakan, “Maka Allah berfirman, ‘Dan kepadanya juga Aku akan ampuni. Orang-orang itu adalah sebuah kaum yang teman duduk mereka tidak akan binasa.’.”

Selain hadits yang begitu jelas tentang keutamaan majelis dzikir seperti tersebut di atas, al-Imam an-Nawawi dalam kitabnya, al-Adzkar juga menyebutkan beberapa hadits keutamaan majelis dzikir yang dishahihkan dan dihasankan oleh asy-Syaikh Salim bin 'Ied al-Hilali, murid Syaikh Albani.

Adapun sebaik-baik dzikir, adalah tilawah al-Quran, demikian pendapat Imam Nawawi dalam al-Adzkar.

Demikianlah keutamaan amal ini, semoga kita termasuk yang bisa menggapainya.

5 comments:

  1. Asalamu alaikum,

    Apakah majelis Dzikir sama dengan majelis Ilmu?
    Jawabannya ..... sangat BEDA

    Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly (Salafi) berkata, “Majelis-majelis dzikir adalah majelis-majelis ilmu yang diadakan di rumah-rumah Alloh untuk belajar, mengajar dan mencari pemahaman tentang agama.” Beliau juga berkata, “Majelis dzikir yang dicintai oleh Alloh adalah majelis-majelis ilmu, bersama-sama mempelajari al-Quran dan as-Sunnah dan mencari pemahaman tentang hal itu.” (dapat dilihat pada Syarah Riyadush shalihin karangan syaikh Al HIlaly penjelasan dari Riyadush shalihin An Nawawi)

    Pendapat Salim bin Ied al Hilaly bahwa majelis dzikir sama dengan majelis ilmu adalah kesalahan fatal, krn bila dilihat dari kamus bahasa manapun majelis dzikir tidak sama dengan majelis ilmu.
    Definisi menurut Syaikh Al Hilaly ini berbahaya, karena nantinya banyak umat muslim yang enggan berdzikir karena mencari ilmu.
    Majelis dzikir semata-mata adalah hablu minallah (hanya berdzikir kepada Allah SWT saja seperti pada pada hadist Muawiyah ra dari Abu Said Al Khurdi (HR. Muslim no 2701)), dan tidak demikian dengan majelis ilmu.

    Lihat Hadist riw Bukhori (XI/208-209) dan muslim (2689), oleh syaikhh Al Hilaly dalam Syarah Riyadhush Shalihin diberi penomoran 1447.
    Bahwa yang dikerumuni malaikat adalah kaum atau majelis dzkikir bukan majelis ilmu.

    Lihat Hadist muslim (2700), oleh syaikh Al Hilaly dalam Syarah Riyadhush Shalihin diberi penomoran 1448.
    Dari Abu Hurairah dan Abu Sa’id r.a, keduannya berkata: Rasulullah saw bersabda “Tidah duduk suatu kaum yang berdzikir kepada Allah SWT melainkan para Malaikat mengelilingi mereka, rahmat meliputi mereka, serta ketenangan turun atas mereka, dan Allah menyebut-nyebut mereka di tengah-tengah siapapun di sisi-Nya” (HR. Muslim)

    Jadi sekali lagi bukan majelis ilmu yang diliputi malaikat, tetapi majelis dzikir yang diliputi malaikat.
    Sehingga hujjah Syaikh Al Hilaly mengenai definisi majelis dzikir tidak dapat dipakai sebagai acuan alias bathil dan mengandung arti definisi yang baru alias bidah.
    Majelis dzikir merupakan kumpulan kaum yg berdzikir kepada Allah SWT, dan sangat beda dengan majelis Ilmu.
    Hadist yang menyatakan majelis dzikir adalah majelis ilmu tidak ada.
    Pemahaman salafi mengenai majelis dzikir ini menggeser arti sebenarnya majelis dzikir menurut pemahaman atau definisi yang dibuat mereka mereka sendiri untuk memvonis kaum lain sesat.

    Mari hidupkan majelis dzikir, dzikir semata-mata hanya untuk Allah SWT.

    Terima kasih

    Wassalam

    ReplyDelete
  2. jazakallah khayran atas ulasannya....

    ReplyDelete
  3. Asslamualaikum wrwb. wah hati2 dalam memberikan komentar, biasanya wahabi berkomentar yang mereka sendiri tdk mengetahui secara jelas dan menyalahkan salafy membid'ahkan, memberikan komentar sesat. .ciri2 wahabi mengkafirkan orang islam.....membid'ahkan amalan orang islam,,, mereka wahabi yang nota bene mereka tdk menguasai kitab2 salafusholeh dengan sebaik2nya..kerjaannya potong sana potong sini gunting sana gunting sini terhadap kitab-kitab soheh... secara aqidah mereka tasbihi artinya menganggap bahwa Alloh swt itu bersudud artinya mepunyai tempat sama seperti kita manusia..bocah kemarin sore memberi komentar..sedangkan mereka2 yang sangat tinggi ilmunya dan soleh dalam ibadahnya dianggap enteng saja mereka di sesat sesatkan. mhn maaf saya hanya sedikit jengkel saja.

    ReplyDelete